Teuku Arpha

Laki-laki, 30 tahun

Aceh, Indonesia

Jangan terlalu bergantung pada orang-lain karna bayanganmu sendiri saja (dapat) meninggalkanmu saat kamu  ada di kegelapan.
: :
Start
Komunitas Website Aceh
Shutdown (pue mate)

Navbar3

komunitas web aceh

Kamis, 01 Mei 2014

‘Cooperative Learning’ dan Kurikulum 2013

KURIKULUM 2013 merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal itu dilakukan semata-mata untuk perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena KTSP dianggap belum dapat mencapai harapan yang diinginkan, sehingga perlu adanya revitalisasi kurikulum. Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak yang unggul, mampu bersaing di dunia internasional.

Hal lain yang ikut melatarbelakangi lahirnya Kurikulum 2013 adalah standar proses pembelajaran yang belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci, sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru. Ditambah pula belum peka dan tanggapnya kurikulum yang ada terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional maupun internasional.

Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum. Hal itu menyebabkan hasil pembelajaran berbagai mata pelajaran selama ini pada umumnya didapati masih kurang memuaskan. Pembelajaran yang hanya sekadar berorientasi kepada ranah kognitif semata, kurang mengembangkan aspek imtak, intelektual, emosional, sosial, dan budaya.

Kebanyakan kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru. Biasanya guru lebih banyak menghabiskan waktu untuk berceramah. Sebaliknya, kurang memberdayakan siswa agar aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Guru lebih mendominasi atau menjadi pusat dalam proses pembelajaran. Selain itu, proses pembelajaran yang selama ini terjadi pada umumnya lebih bersifat individual dan kompetitif. Akhirnya, jawaban siswa yang relatif kurang berkualitas cenderung dianggap sebagai kemampuan yang maksimal dalam pembelajaran tersebut.

Pembelajaran secara individual dan kompetitif bukanlah pembelajaran yang tepat pada zaman sekarang, disebabkan beberapa faktor: Pertama, pengetahuan sekadar ditransfer dari guru kepada siswa; Kedua, siswa pada umumnya bersifat pasif; Ketiga, guru menjadi satu-satunya sumber yang utama; Keempat, proses dan hasil belajar ditekankan pada kemajuan individu dan bersifat kompetitif; Kelima, di dalam kelas guru merupakan satu-satunya orang yang mengajar; Keenam, suasana kelas cenderung sepi, pasif, dan terisolasi, dan; Ketujuh, guru menjadi orang yang paling bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran.
Terkait dengan hal itu, Slavin (1995:3) juga menengarai bahwa belajar individual dan kompetitif memiliki beberapa kelemahan, yaitu; kompetisi siswa kadang-kadang tidak sehat. Sebagai contoh jika seorang siswa menjawab pertanyaan guru, siswa yang lain berharap agar jawaban tersebut salah; siswa yang berkemampuan rendah akan kurang termotivasi; siswa berkemampuan sedang akan sulit untuk sukses dan semakin tertinggal; dan dapat membuat frustasi siswa lainnya. 

Berbasis kompetensi
Akan halnya Kurikulum 2013, ia berbasis kompetensi; berkomunikasi, berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang efektif, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas mengenai hidup, memiliki kesiapan untuk bekerja, dan memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya. Untuk itu, satu solusi memperbaiki kelemahan pembelajaran untuk meyahuti tantangan Kurikulum 2013, adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning).

Cooperative Learning identik dengan belajar berkelompok atau belajar kooperatif, yang tentu bukan hal baru dalam dunia pendidikan. Sebagai guru dan mungkin sebagai siswa, kita pernah menggunakannya atau mengalaminya. Sebagai contoh saat bekerja dalam laboratorium. Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri atas 4-5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru. Kelompok belajar kooperatif adalah kelompok yang dibentuk dengan tujuan untuk memaksimalkan belajar antara siswa. Setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab mereka terhadap kontribusi dalam usaha mencapai tujuan dan bantuan untuk anggota yang membutuhkan.
Pembelajaran model kooperatif memiliki beberapa kelebihan, di antaranya: Pertama, ilmu dapat diperoleh secara bersama-sama dalam kelompok; Kedua, setiap anggota kelompok belajar secara aktif; Ketiga, guru bisa lebih aktif dengan peran sebagai model, sumber, konsultan, dan fasilitator; Keempat, proses dan hasil pembelajaran ditekankan pada kerja sama dan kebersamaan; Kelima, setiap siswa berperan sebagai pengajar; Keenam, situasi pembelajaran menyenangkan, dan; Ketujuh, setiap siswa bertanggung jawab terhadap kemajuan belajarnya sendiri dan kemajuan kelompoknya.

Keunggulan lainnya dari Pembelajaran model kooperatif adalah karena. Siswa akan memiliki tanggung jawab secara individual terhadap kemajuan belajarnya dan kemajuan kelompok. Anggota kelompoknya akan bersifat hoterogen, yakni terdiri atas berbagai ras, etnis, agama, kemampuan, dan jenis kelamin. Ketua kelompoknya dapat berganti sesuai dengan kesepakatan kelompok, anggota kelompok saling memberi tanggapan. Pembelajaran dalam kelompok lebih berorientasi kepada proses. Guru berperan aktif mengarahkan siswa untuk menciptakan kelancaran proses untuk belajar keterampilan. Selain itu yang teramat penting adalah siswa bekerja sama dalam kelompok, saling membantu, dan mengalami secara langsung proses kerja sama dalam belajar.

Banyak keuntungan/kelebihan yang dapat diperoleh dari belajar kooperatif, di antaranya: Pertama, dapat meningkatkan kemajuan belajar siswa, dan hasil belajar yang dicapai lebih tinggi dibandingkan dengan belajar individual dan kompetitif; Kedua, dapat meningkatkan daya pikir, memperoleh kedalaman tingkat pengetahuan, dan menciptakan kemampuan berpikir kritis; Ketiga, mengembangkan sikap positif terhadap pelajaran, sekolah, dan pembelajaran secara umum; Keempat, lebih mementingkan tugas dan dapat menghilangkan sikap suka mengganggu teman; Kelima, dapat meningkatkan motivasi belajar;
Keenam, mendorong siswa untuk memperhatikan orang lain; Ketujuh, dapat meningkatkan kemampuan bekerja dan menyelesaikan masalah secara bersama; Kedelapan, dapat mengembangkan rasa sosial; Kesembilan, menumbuhkan rasa penghargaan terhadap gaya belajar teman; Kesepuluh, dapat menumbuhkan percaya diri dan rendah hati; Kesebelas, memberikan kesehatan jiwa, penyesuaian diri dan ketentraman belajar, dan; Keduabelas, dapat meningkatkan keterampilan sosial dan hubungan antarpribadi (Eanes, 1997:135).

Model-model pembelajaran yang termasuk dalam kelompok belajar kooperatif di antaranya adalah penyelidikan kelompok, Jigsaw, Student Teams Achievement Divisions (STAD), Skrip kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah (problem based introduction), mencari pasangan (make a macth), debat, grup investigasi, kooperatif terpadu membaca dan menulis, dan lain-lain.
Model-model belajar jenis ini memiliki beberapa kelebihan, di antaranya  berfokus pada penyelidikan terhadap suatu topik atau konsep, menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membentuk atau memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bermakna mengenai topik yang sedang dipelajari, efektif membantu siswa untuk bekerja sama dalam kelompok dengan latar belakang berbeda baik dari segi ras, etnis, kemampuan, jenis kelamin, maupun status sosial, dan menyediakan suatu konteks sehingga siswa dapat belajar mengenai dirinya sendiri, orang lain, lingkungan, maupun kebudayaannya (Eggen & Kauchak, 1998:304).

Belajar kooperatif diyakini dapat meningkatkan kemampuan siswa mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya dalam mengapresiasi serta mengaitkan materi pelajaran dengan imtak, dan nilai-nilai sebagai upaya menyahuti kurikulum 2006 yang berbasis kompentensi dan kontekstual. Pembelajaran yang seperti ini dirasakan menarik, bervariasi, dan menyenangkan, serta bermakna bagi anak didik.
Read More --►

Jumat, 25 April 2014

Keluarga Bahagia Menurut Syariat

Apabila kita menelusuri Alquran, hadis riwayat shahabat dan ulama, kita menemukan beberapa syarat yang sekaligus menjadi ciri dari keluarga bahagia tersebut antara lain:

Pertama, kasih sayang antara suami dan istri. Syariat Islam melarang dengan tegas pergaulan bebas antara lelaki dan perempuan yang bukan muhrim. Karena pergaulan yang demikian lebih banyak membawa mudharat. Melalui pergaulan bebas yang tidak diikat oleh ijab kabul (pernikahan) sudah tentu akan melahirkan bentuk kasih sayang yang hanya bersandar kepada pengaruh hawa nafsu semata. Hasil dari keadaan itulah yang akan menjerumuskan ke arah perzinahan, hamil di luar nikah, pengguguran kandungan serta pembuangan anak seperti yang kita dengar banyak terjadi dalam masyarakat.

Islam menggariskan ketetapan bahwa unsur kekeluargaan yang murni sewajarnya bertolak dari pernikahan yang sah. Agar supaya jalinan kasih sayang antara suami dan istri dapat dilakukan dengan bersih dan berakhlak, sesuai dengan firman Allah Swt: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Allah, Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih dan sayang.” (QS. Ar-Ruum: 21).

Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad saw bersabda: “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang shalehah.” Dalam sebuah hadis lain: “Orang mulia antara kamu adalah mereka yang berlaku baik kepada keluarganya, sebab aku sendiri pun berlaku paling baik terhadap keluargaku sendiri.”

Kedua, kasih sayang antara ibu bapak dan anak-anak. Dari pernikahan antara suami/istri alamiyahnya akan lahir keturunan, yang mana anak adalah amanah dari Allah yang perlu dididik dengan sempurna seperti yang diterangkan dalam dua hadist. Sabda Nabi saw: “Wajib atas kamu memberi nafkah kepada mereka dan pakaian mereka yang munasabah dan berlaku adil kepada mereka” dan seseorang itu akan berdosa dengan sebab dia menyia-nyiakan mereka yang menjadi tanggungannya.”
Maka kepada kedua ayah dan ibu diletakkan tanggung jawab memberikan pendidikan, asuhan, kasih sayang sempurna, sebagaimana aabda Nabi saw: “Tiap-tiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua ibu bapanya yang bertanggungjawab menjadikannya yahudi, nasrani atau majusi.” Berkaitan dengan hadis ini, Allah berfirman: “Wahai orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari azab api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6)

Ketiga, kasih sayang antara anak dengan ibu bapak. Sebagaimana ibu dan bapak memberikan kasih sayangnya kepada anak-anak, demikianlah juga Islam menganjurkan supaya anak-anak ikut memberikan kasih sayang mereka terhadap kedua ibu bapak mereka. Dari apa yang selalu kita dengar, “sesungguhnya syurga itu terletak di bawah telapak kaki ibu”.

Dengan menyayangi dan mengasihi ibu bapak, di samping mematuhi segala perintah dan nasihat keduanya, berkata-kata dengan mereka pun perlu menggunakan bahasa yang lemah lembut serta beradab, tidak menyinggung perasaan mereka dengan perkataan bernada kebencian, kasar dan menyakitkan.
Sebaiknya seorang anak menunjukkan bukti kesyukuran dan rasa terima kasih terhadap jasa kedua orang tuanya yang sudah bersusah payah mendidik dan membesarkannya. Islam menegaskan, satu dosa besar ialah durhaka kepada kedua ibu bapa. Allah berfirman: “Sembahlah Allah dan jangan mempersekutukannya serta kepada kedua ibu bapak hendaklah kamu berbuat baik.” (QS. An-Nisa: 36

Dalam hal ini, Nabi saw bersabda: “Keridhaan Allah bergantung kepada keridhaan ibu bapak, maka kemurkaan Allah juga bergantung kepada kemurkaan ibu bapak. Barang siapa yang setiap hari berbuat baik terhadap ibu bapak tetapi mengingkari Aku, maka Aku masih ridha kepadanya, namun siapa yang setiap hari meridhai Aku tetapi sebaliknya mendurhakai kedua ibu bapaknya, maka niscaya Aku murka kepadanya.”
Betapa tingginya nilai keberkatan kasih sayang seseorang anak terhadap ibu bapaknya sudah diterangkan oleh Islam melalui sebuah hadis yang sudah kerap kali kita dengar yaitu: “Apabila mati seseorang Muslim, maka terputuslah hubungannya kecuali tiga perkara yang bisa menyelamatkannya yaitu amal shalih, sedekah dan doa anak yang shalih.”

Keempat, kasih sayang terhadap saudara dan tetangga. Islam senantiasa menganjurkan supaya umatnya menjalin hubungan kasih sayang, silaturahmi dan saling memberi satu sama lainnya. Kasih sayang itu bukan sekedar perlu dipupuk antara suami dan istri, ibu bapak dan anak serta anak dan ibu bapak saja, tetapi silaturahmi terhadap saudara yang lain termasuk tetangga juga sangat digalakkan oleh Islam karena hasil dari ikatan kemesraan itu nanti akan menumbuhkan kekuatan ummat yang padu.

Ini jelas disebutkan oleh Nabi saw dalam hadis yang berbunyi: “Tidak sempurna iman seseorang sehingga dia mencintai saudara serta tetangganya sama seperti dia mencintai dirinya sendiri.” Dalam hadis lainnya: “Mereka yang baik diantara kamu ialah Muslim yang menyelamatkan Muslim lain dari perbuatan jahat oleh lidah dan tangannya.”

Kasih sayang yang dianjurkan Islam juga terbukti dengan amalan yang mewajibkan kita menunaikan zakat, infak dan sedekah. Karena dengan amalan-amalan tersebut, mereka yang berkecukupan akan dapat membantu golongan orang miskin dan dhaif.

Dalam sebuah hadis Nabi saw bersabda: “Tidaklah sempurna iman seseorang Muslim jika ia bahagia dan merasa kenyang tetapi di sebelah rumahnya ada tetangganya yang sedih dan lapar.” Hadis lainnya; “Amat besar pahala yang akan diberikan kepada seorang Muslim yang apabila aroma masakannya tercium oleh tetangga sebelahnya lalu dia bergegas untuk menyedekahkannya semangkuk.”
Kelima, kasih sayang terhadap masyarakat dan lingkungan. Kasih sayang terhadap masyarakat dan seluruh manusia juga digalakkan oleh Islam. Untuk menjamin kerukunan hidup bermasyarakat, Islam juga mencegah kita berbuat kerusakan yang mengganggu keamanan dan ketertiban umum. Oleh karena itu Islam melarang kita mengumpat, berkata-kata bohong, fitnah, hasad dan dengki sesama manusia, menjatuhkan martabat orang lain, mencuri, merampok, menganiaya sesama manusia serta membunuh.

Mengingat besarnya nilai penyayang dan kecintaan Islam terhadap hubungan baik sesama masyarakat manusia, maka memberikan senyuman dan mengucapkan salam kepada orang lain serta tolong-menolong kepada sesama adalah ibadah yang mendapat ganjaran kebaikan dari Allah.
Demikian, semoga rumah tangga saudara, dan rumah tangga kita semua kaum muslimin dan muslimat selalu berada dalam bahagia, sentausa, saadah dan rafahiyah dibawah naungan keredhaan Allah Swt.
Read More --►

Selasa, 22 April 2014

Esensi Politik Ideal

MAKNA ideal politik akan terkikis, jika politik dipahami hanya sekedar urusan merebut dan mempertahankan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Politik merupakan usaha untuk mengelola dan menata sistem pemerintahan untuk mewujudkan kepentingan atau cita-cita dari suatu Negara. Karena itu Aristoteles yang dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan kata politik menjelaskan bahwa hakikat kehidupan sosial adalah politik. Aristoteles memandang politik sebagai kecenderungan alami dan tidak dapat dihindari manusia. Kegiatan dalam suatu sistem politik menyangkut proses menetukan tujuan-tujuan dari sitem tersebut dan melaksanakan tujuan-tujuan itu.
Untuk melaksanakan tujaun-tujuan itu perlu ditentukan kebijakan-kebijakan umum (public polices) yang menyangkut pengaturan dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation) dari sumber-sumber (resources) yang ada. Untuki dapat berperan aktif melaksanakan kebijakan-kebijakan tersebut, perlu dimiliki kekuasaan (power) dan kewenangan (authority) yang akan digunakan baik untuk membina kerjasama maupun untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses itu.
Hakikat politik yang berkiblat pada kepentingan rakyat atau berorientasi menjawab kepentingan dan kebaikan bersama (bonum commune), selalu menjadi tema utama orasi elit politik. Namun dalam priksis hidup politik, seringkali disalahgunakan para elit politik sehingga tujuan politik menjadi tidak jelas. Akibatnya politik tidak lagi dirancang untuk melahirkan kebaikan bersama, tetapi menjadi batu loncatan untuk mencapai kepentingan pribadi atau kelompok. Pada titik inilah, makna politik menjadi distorsi. Meningkatnya intensitas korupsi sejumlah elit politik dan absennya mereka berada di tengah rakyat pada musim reses, menunjukkan politik mudah dibelokkan untuk memenuhi naluri pragmatisme elit sekaligus menelantarkan kepentingan rakyat.
Politik merupakan aspek kehidupan manusia yang mempunyai nilai fundamental dan selalu menarik untuk didiskusikan. Politik merupakan ruang publik dimana kepentingan dan aspirasi rakyat berkuasa. Pada dasarnya sifat manusia adalah keinginan untuk hidup bersama, saling membutuhkan dan tidak dapat eksis tanpa kehadiran yang lain. Inilah essensi politik yang sesungguhnya. Politik dianggap wilayah yang penuh intrik, padahal kenyataan-kenyataan buruk bisa muncul dalam kehidupan bersama karena manusia itu sendiri yang tidak punya sensitivitas untuk kehidupan sosial. Karena itu politik harus dipahami dari hakikatnya untuk menata kehidupan masyarakat agar berjalan menurut prinsip-prinsip keadilan. Hal ini penting mengingat berpotensi lahirnya konflik politik dan bukan tidak mungkin dapat mengorbankan rakyat. Untuk itu dibutuhkan kesadaran elite politik dan rakyat dalam berpolitik.

Format politik ideal

Perubahan format sistem politik di suatu Negara merupakan proses pencarian format sistem politik yang ideal. Apapun perubahan tersebut, yang terpenting format itu dapat menjamin adanya sistem politik yang demokratis. Di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk ikut serta dalam proses politik. Inilah yang disebut dengan budaya politik partisipan, dimana masyarakat sangat aktif dalam kehidupan politik. Di samping itu juga msyarakat merealisasikan dan mempergunakan hak-hak politiknya, artinya masyarakat menyadari keberadaan mereka dalam sistem politik sekecil apa pun tetapi memiliki arti bagi berlangsungnya sistem itu. Dengan demikian masyarakat dalam budaya politik partisipan tidak menerima begitu saja keputusan politik.
Budaya politik biasanya berpusat pada imajinasi perseorangan yang merupakan dasar semua tingkah laku politik masyarakat. Sementara sistem nilai yang hidup di tengah-tengah masyarakat merupakan komponen penting bagi pembentukannya, yang merupakan refleksi terhadap orientasi, sikap dan perilaku politik masyarakat dalam merespons setiap objek dan proses politik yang sedang berjalan. Budaya politik sendiri merupakan cerminan sikap khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, serta sikap terhadap peranan warga negara di dalam sistem politik itu.
Budaya politik disini difokuskan pada budaya politik partisipan didasarkan kepada kesesuaian dengan sistem politik demokrasi, masyarakat yang sangat dominan memiliki kompetensi politik yang tinggi, di mana warga masyarakat mampu memberikan evaluasi terhadap proses politik yang sedang berjalan. Masyarakat sudah mulai melibatkan diri secara intensif dalam berbagai kegiatan politik. Menurut ilmuwan politik Gabriel Almond dan Sidney Verba, negara-negara yang mempunyai budaya politik yang sudah matang akan menopang demokrasi yang stabil. Sebaliknya, negara-negara yang memiliki derajat budaya politik yang belum matang tidak mendukung terwujudnya demokrasi yang stabil.
Kematangan budaya politik tersebut ditunjukkan dengan peluang yang diberikan oleh negara kepada masyarakat untuk mandiri, sehingga memiliki tingkat kompetensi yang tinggi. Demokratisasi dan budaya politik demokratis hanya bisa diciptakan setelah melalui proses sosialisasi politik. Proses ini mewariskan berbagai nilai politik dari satu generasi ke generasi berikutnya, lewat berbagai agen, seperti keluarga, teman sepergaulan, sekolah/perguruan tinggi, dan media massa yang menghasilkan individu mandiri.
Masyarakat memberikan perhatian terhadap sistem politik dan berperan aktif serta memiliki keyakinan dapat mempengaruhi pengambilan kebijakan publik. Dalam budaya politik partisipan ini, demokrasi dapat berkembang dengan baik. Hal ini dikarenakan terjadinya hubungan yang harmonis antara warga negara dan pemerintah yang ditunjuk oleh tingkat kompetensi politik (penyelesaian sesuatu secara politik) dan tingkat effacacy (keberdayaan). Melalui sarana pemilihan umum merupakan momentum untuk mendorong perubahan sosial politik ke arah yang lebih baik dan demokratif. Hal ini merupakan upaya budaya politik partisipan, karena dengan demikian akan dapat digunakan sebagai salah satu rujukan untuk menentukan pilihan dalam pemilu secara arif, bijaksana, kritis dan rasional.

Hal yang wajar

Perbedaan pendapat dan kepentingan dalam alam demokrasi dianggap wajar untuk diperjuangkan. Namun perselisihan itu harus dapat diselesaikan melalui perundingan dan dialog terbuka untuk mencapai kompromi, konsensus atau mufakat. Mengakui adanya keanekaragaman tercermin dalam keanekaragaman pendapat dan kepentingan, perlu terselenggaranya masyarakat yang terbuka dan kebebasan politik yang memungkinkan timbulnya fleksibilitas dan tersedianya berbagai alternatif dalam tindakan politik. Tinggi rendahnya partisipasi politik rakyat dipengaruhi oleh sikap politik dan ditentukan juga oleh mobilisasi politik seperti partai politik.
Mengacu pada pandangan Islam terhadap demokrasi yang diartikan sebagai ideologi politik yang bertujuan untuk menerapkan prinsip-prinsip agama Islam ke dalam kebijakan publik. Sementara demokrasi diartikan sebagai sebuah metode untuk menata dan mengatur masyarakat, dimana penghormatan terhadap suara mayoritas dan kebebasan pribadi merupakan tipologi demokrasi. Dalam perspektif Islam, apabila suara mayoritas bertentangan dengan kehormatan dan kemuliaan manusia, maka suara mayoritas itu tidak bernilai apapun dan tidak memiliki nilai legalitas. Islam memiliki metode yang paling demokratis untuk menata dan mengatur masyarakat dengan bersandar pada suara rakyat.
Hal ini ditegaskan dengan ayat-ayat yang dirurunkan berkenaan dengan musyawarah Nabi saw. Firman Allah Swt: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadaNya.” (QS Ali Imran: 159).
Read More --►

Selasa, 15 April 2014

Google Menambahkan 'Auto Backup' Photo Akses di Gmail

Google telah meluncurkan fitur berbagi foto baru untuk Gmail, yang memungkinkan Anda untuk memasukkan Foto Anda di Auto Backup dari telepon Anda ke dalam pesan Gmail di web dengan Insert Tombol.

Klik tombol, dan Anda akan mendapatkan akses ke perpustakaan foto. Ini adalah salah satu manfaat dari memiliki berbagai layanan Google terintegrasi satu sama lain.


 
"Jika Anda meng-upload dan mengatur foto Anda ke dalam album dalam Foto Google, Anda juga dapat berbagi seluruh album," catatan manajer produk Thijs van As. "Plus, Anda sekarang dapat mengubah ukuran gambar saat menulis pesan dengan menyeret di sudut manapun untuk membuat gambar snapshot Anda sempurna."

Fitur yang sangat. Jelas, Anda harus memiliki Auto Backup dihidupkan. Petunjuk tentang cara untuk melakukan hal ini di sini (tidak memerlukan Android).
Read More --►

Senin, 31 Maret 2014

Google Luncurkan Cloud DNS Dalam Preview

Google membuat banyak pengumuman tentang Cloud platform awal pekan ini, termasuk Cloud DNS, sebuah layanan Domain Name System untuk memberikan pengembang cara "sangat tersedia, dapat diandalkan, dan murah" untuk menerbitkan zona DNS dan catatan.

Google sebelumnya mengumumkan
tentang beberapa besar lainnya seperti penurunan harga, berkelanjutan penggunaan diskon, dikelola mesin virtual, memperluas dukungan Mesin Hitung, real-time data besar dengan BigQuery, dan beberapa alat pengembang lainnya.

Dalam posting blog, Google sedang berbicara tentang Cloud DNS. Pengembang dapat menggunakan Cloud DNS API untuk mengelola catatan DNS mereka sendiri, dan nameserver yang menanggapi permintaan DNS untuk membantu penggunaan rute lalu lintas ke server dan aplikasi web.


 " Cloud DNS dapat digunakan untuk nama host , webservers dan sumber daya lainnya internet , termasuk Google Mesin Hitung mesin virtual , dan Google Cloud Storage ember, " tulis manajer produk Surbhi Kaul . " Anda juga dapat menggunakan layanan ini untuk zona dan catatan untuk sistem host di pusat data. Cloud DNS berfungsi dari lebih dari 20 lokasi di seluruh dunia , dan didasarkan pada prinsip yang sama dan infrastruktur yang serupa diterapkan dalam pelayanan otoritatif Google yang digunakan untuk semua properti Google yang melayani miliaran permintaan setiap hari . , Jaringan berbasis anycast global yang Cloud DNS ' nameserver DNS menanggapi permintaan pengguna akhir dari lokasi optimal , sehingga rendah permintaan DNS latency , sehingga meningkatkan kecepatan akses dan meningkatkan keseluruhan pengalaman pengguna akhir . "
" Cloud DNS menawarkan tanda self-service dengan terjangkau pay-as - you-go model , " Kaul menambahkan . " Anda membayar untuk jumlah zona dikelola ditambah catatan , dan untuk jumlah permintaan dilayani bagi mereka zona dan catatan . "
Cloud DNS biaya $ 0,40 per satu juta query per bulan untuk pertama miliar query , dan $ 0.20 per zona host per bulan untuk pertama 25 zona .
Read More --►

Rabu, 29 Januari 2014

Diam Berbahaya

“Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil melalui lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain tidak saling melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat” (QS. Al-Ma`idah: 78-79).

Negeri kita kini semakin rapuh. Bukan karena sedikit orang pintar, juga bukan karena tidak kuat persenjataan. Tetapi karena rapuhnya moral, sehingga menimbulkan kehancuran di segala bidang.
Yang lebih parah lagi, banyak orang memilih diam meskipun mengetahui adanya upaya penghancuran negara di berbagai sendi. Ada yang beralasan diam karena sesama golongan, sesama partai politik, dan berbagai kesamaan lainnya.

Keadaan ini memunculkan sejumlah pertanyaan: Apa peran orang-orang yang menyebut diri terdidik dan berpendidikan tinggi dalam menghadapi keadaan berbahaya seperti ini? Bukankah diam saat melihat kemungkaran sama halnya dengan membiarkan datangnya azab?
Menurut Rasulullah, perumpamaan orang yang melakukan kemungkaran ibarat orang yang melubangi kapal yang sedang berlayar di tengah lautan luas. Jika kita membiarkannya, pasti binasa semua orang yang ada di dalam kapal tersebut. Namun apabila kita mencegahnya, maka semua akan selamat (HR. Al-Bukhari).
Read More --►

Jumat, 18 Oktober 2013

Kurban itu Simbol Menyembelih Nafsu

HARI Raya Idul Adha, 10 Dzulhijjah 1434 telah berlalu, Jumat ini adalah hari terakhir tasyrik, hari di mana umat Islam masih diharamkan berpuasa, namun ada kesempatan menyembelih hewan kurban untuk mereka yang baru mendapat kelapangan, kesempatan, dan kemampuan di hari ketiga tasyrik.
Di antara kita, tentu menjadi bagian yang menyaksikan prosesi penyembelihan kurban itu sendiri atau bahkan menjadi shahibul qurban (orang-orang yang berkurban). Pelajaran penting apakah yang  dapat dipetik dari simbolisme pelaksanaan penyembelihan kurban, apa yang diharapkan dari ibadah kurban untuk kehidupan berikutnya di luar bulan Dzulihijjah?

Mengulas hikmah kurban yang dapat dijadikan barometer kehidupan umat Islam yang lebih baik. Ibadah kurban merupakan simbol penyembelihan nafsu sehingga manusia diharapkan menjadi pribadi yang humanis. 
“Bagi mereka yang berqurban tentu menambah nilai spiritual, memiliki pribadi humanis sadar dan peduli kepada lainnya.

Kurban bukan sebatas menyembelih namun bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Bagi mereka yang tidak berkurban dan menerima pembagian daging kurban sejatinya terinspirasi dan memiliki keinginan dan meronta mengharap rezeki dari Allah SWT sehingga ke depan mereka juga menjadi bagian dari orang-orang yang berkurban.

Menurutnya, Nabi Ibrahim banyak disebut di dalam Alquran, artinya ketika sering diulang berarti di situ ada sesuatu yang teramat penting, ada sesuatu yang sangat luar biasa. “Pelajaran apa saja yang bisa kita petik, tentu bukan seremoninya saja tetapi hal-hal substansial yang penting untuk kita ingat,” ujarnya.
Ia menyebut ada beberapa pesan kurban yang mesti menjadi acuan masyarakat muslim ke depan yaitu, Allah menyuruh kita berkurban tetapi jangan mengorbankan jiwa manusia. Artinya, bagaimana ke depan kita harus menyelamatkan jiwa sesama sebab membunuh itu sangat dilarang dan dimurkai Allah SWT.

“Di era modern, banyak sekali pembunuhan yang sistemik yang tidak hanya membunuh jiwa, tetapi membunuh karakter seseorang, menghancurkan karir seseorang, merendahkan, memfitnah, menjegal, meremehkan, dan menjual manusia.
Read More --►