“Katakanlah: ‘Terangkanlah kepadaku, jika Allah mencabut pendengaran
dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah Tuhan selain Allah yang
kuasa mengembalikan kepadamu? Perhatikanlah bagaimana kami berkali-kali
memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap
berpaling (juga)” (QS. Al-An’am: 46).
Tidak sedikit yang merasa heran terhadap kejahatan yang dilakukan orang lain. Misalnya, heran mengapa sampai hati membunuh orang-orang yang tak bersalah. Seperti heran mengapa ada yang mengambil yang bukan haknya. Namun, rasa heran ini perlahan akan mereda, manakala mengingat (kembali) firman Allah tentang adanya orang-orang yang telah tertutup pintu hatinya.
Bila pintu hati sudah tertutup rapat, apa yang didengar dan dilihat, tak akan memberi pengaruh apa-apa terhadap perbaikan. Makanya kejahatan seperti pembunuhan akan terus mengganas dilanjutkan, tanpa merasa sedih mendengar raungan suara mengaduh sakit menyayat. Tak merasa iba melihat darah berceceran dan sedang sekarat. Tak merasa berdosa telah berbuat dosa besar karena telah membunuh ciptaan Allah yang tak bersalah. Tak mau peduli peringatan Allah bahwa membunuh orang yang tak bersalah maka seakan-akan membunuh seluruh manusia (QS. al Maidah: 32). Bahkan, apa yang disaksikan menambah rapat ketertutupannya.
Namun perlu diingat, keadaan hati yang memperihatinkan demikian bisa mengenai siapa saja. Tak selamanya terjadi pada orang-orang yang tak percaya akan adanya Hari Kiamat. Tak tertutup kemungkinan juga pada orang yang pandai menyebut diri hamba yang beriman. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran, ada sebahagian orang yang mengaku-ngaku beriman, sesungguhnya tidak demikian (QS. al Baqarah: 8).
Tidak sedikit yang merasa heran terhadap kejahatan yang dilakukan orang lain. Misalnya, heran mengapa sampai hati membunuh orang-orang yang tak bersalah. Seperti heran mengapa ada yang mengambil yang bukan haknya. Namun, rasa heran ini perlahan akan mereda, manakala mengingat (kembali) firman Allah tentang adanya orang-orang yang telah tertutup pintu hatinya.
Bila pintu hati sudah tertutup rapat, apa yang didengar dan dilihat, tak akan memberi pengaruh apa-apa terhadap perbaikan. Makanya kejahatan seperti pembunuhan akan terus mengganas dilanjutkan, tanpa merasa sedih mendengar raungan suara mengaduh sakit menyayat. Tak merasa iba melihat darah berceceran dan sedang sekarat. Tak merasa berdosa telah berbuat dosa besar karena telah membunuh ciptaan Allah yang tak bersalah. Tak mau peduli peringatan Allah bahwa membunuh orang yang tak bersalah maka seakan-akan membunuh seluruh manusia (QS. al Maidah: 32). Bahkan, apa yang disaksikan menambah rapat ketertutupannya.
Namun perlu diingat, keadaan hati yang memperihatinkan demikian bisa mengenai siapa saja. Tak selamanya terjadi pada orang-orang yang tak percaya akan adanya Hari Kiamat. Tak tertutup kemungkinan juga pada orang yang pandai menyebut diri hamba yang beriman. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran, ada sebahagian orang yang mengaku-ngaku beriman, sesungguhnya tidak demikian (QS. al Baqarah: 8).
0 komentar :
Terimakasih sudah mau berkunjung ke mari...dan jangan lupa bisa juga anda mengunjungi website dibawah ini !!!
http://syifa.vv.si/
http://sman1seulimeum.grn.cc
http://masyittah.0zed.com/
http://www.sman1seulimeum.fii.me/
http://syifa.0zed.com/
http://masyittah.bugs3.com/
http://masyittah.p.ht/
http://masyittah.3owl.com/
http://labuhanhaji.yzi.me/
http://sman1seulimeum.0fees.net/
http://sigli.3owl.com/
http://kpbaru.3owl.com/
http://lembahbaru.3owl.com/
http://www.downloadgamegratis.vv.si/
http://samratulasysyifa.blogspot.com/
http://arphanet.wordpress.com/
http://sman1seulimeumblog.wordpress.com/
http://www.syifa.asli.ws/
Terimakasih