“Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan dosanya,
niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk
melata pun; akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai
waktu yang tertentu” (QS. Fathir: 45).
Hidup di dunia ini tak selamanya datar. Hidup penuh dinamika. Seperti kesenangan yang tidak berlangsung selamanya. Demikian juga kesusahan. Kadangkala diuji agar sadar, lebih kuat mental untuk hidup, dan mau belajar lagi agar mampu menghadapi hidup ini yang terus berubah. Seperti diuji dengan bencana alam, agar kita sadar bahwa ada kalanya hidup lebih susah (yang pernah atau sedang dialami orang lain) dan selama ini hidup tak mengalami kesusahan seperti itu. Semuanya berharga, bila dipungut sebagai pelajaran.
Bila menyadari bahwa hidup dalam bencana rasanya sengsara, akan muncul rasa iba dan empati dalam hati ketika orang lain mengalami hal yang sama. Rasa itu juga yang bisa membuat hati merasa ringan untuk membantu dengan apa yang ada untuk meringankan beban. Saat mampu membantu itulah, diri kita terasa lebih hidup dan bermakna.
Yang lebih penting lagi, tidak berperasangka buruk kepada Allah. Allah tetap Maha Pemurah dan Maha Penyayang, yang tidak begitu saja di dunia ini mengazab hamba-hambaNya yang melakukan perbuatan berdosa. Meskipun kita manusia memang banyak dosa, tetap disayang Allah. Sehingga ada dosa yang ditunda azabnya. Kalau bukan karena kasih sayangNya, sungguh akan luluh lantak semuanya ketika diazab karena dosa-dosa yang dilakukan manusia.
Hidup di dunia ini tak selamanya datar. Hidup penuh dinamika. Seperti kesenangan yang tidak berlangsung selamanya. Demikian juga kesusahan. Kadangkala diuji agar sadar, lebih kuat mental untuk hidup, dan mau belajar lagi agar mampu menghadapi hidup ini yang terus berubah. Seperti diuji dengan bencana alam, agar kita sadar bahwa ada kalanya hidup lebih susah (yang pernah atau sedang dialami orang lain) dan selama ini hidup tak mengalami kesusahan seperti itu. Semuanya berharga, bila dipungut sebagai pelajaran.
Bila menyadari bahwa hidup dalam bencana rasanya sengsara, akan muncul rasa iba dan empati dalam hati ketika orang lain mengalami hal yang sama. Rasa itu juga yang bisa membuat hati merasa ringan untuk membantu dengan apa yang ada untuk meringankan beban. Saat mampu membantu itulah, diri kita terasa lebih hidup dan bermakna.
Yang lebih penting lagi, tidak berperasangka buruk kepada Allah. Allah tetap Maha Pemurah dan Maha Penyayang, yang tidak begitu saja di dunia ini mengazab hamba-hambaNya yang melakukan perbuatan berdosa. Meskipun kita manusia memang banyak dosa, tetap disayang Allah. Sehingga ada dosa yang ditunda azabnya. Kalau bukan karena kasih sayangNya, sungguh akan luluh lantak semuanya ketika diazab karena dosa-dosa yang dilakukan manusia.
0 komentar :
Terimakasih sudah mau berkunjung ke mari...dan jangan lupa bisa juga anda mengunjungi website dibawah ini !!!
http://syifa.vv.si/
http://sman1seulimeum.grn.cc
http://masyittah.0zed.com/
http://www.sman1seulimeum.fii.me/
http://syifa.0zed.com/
http://masyittah.bugs3.com/
http://masyittah.p.ht/
http://masyittah.3owl.com/
http://labuhanhaji.yzi.me/
http://sman1seulimeum.0fees.net/
http://sigli.3owl.com/
http://kpbaru.3owl.com/
http://lembahbaru.3owl.com/
http://www.downloadgamegratis.vv.si/
http://samratulasysyifa.blogspot.com/
http://arphanet.wordpress.com/
http://sman1seulimeumblog.wordpress.com/
http://www.syifa.asli.ws/
Terimakasih