“Seseorang itu tergantung agama
temannya, maka hendaknya seseorang di antara kamu melihat dengan siapa
dia bergaul” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Meskipun tak selamanya disadari, terbentuknya (perilaku) seseorang hamba tak terlepas dari pengaruh lingkungan tempatnya berada. Di lingkungan tentunya terdapat sejumlah orang dengan berbagai sifat, kelakuan, dan minatnya. Sebahagian dari sifat, kelakukan, dan minat itu bersifat merusak. Islam pun tak luput dalam memberikan perhatian tentang bagaimana lingkungan memberi pengaruh terhadap seseorang dan bagaimana mengendalikannya.
Sebagaimana disebutkan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, perumpamaan teman duduk yang baik dan teman duduk yang jelek adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Duduk dengan penjual minyak wangi berkemungkinan ia memberikan minyak wanginya, bisa jadi kita tergugah untuk membeli darinya dan bisa jadi akan memperoleh aroma yang wangi. Sementara duduk dengan pandai besi, bisa jadi ia akan menyebabkan pakaian kita terbakar dan bisa jadi mencium bau yang tak sedap darinya (HR. Bukhari & Muslim).
Menyadari hal ini, setiap insan sepatutnya bahu-membahu memberikan perhatian yang memadai terhadap lingkungan, meskipun diri dan keluarganya dirasakan sudah termasuk orang-orang yang baik. Lingkungan akan terus memberi pengaruh besar terhadap orang-orang yang hidup dari masa ke masa. Lingkungan tempat generasi penerus tumbuh dan tempat kita menghabiskan hari tua. Dan lazimnya, dari lingkungan yang baik akan lahir generasi penerus yang baik, yang kelak akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa yang baik. Paling kurang, terdapat calon pemimpin yang baik di antara yang kurang baik. Sehingga tidak terpaksa memilih yang buruk di antara yang buruk, yang selanjutnya akan menghancurkan negeri dan umat.
Meskipun tak selamanya disadari, terbentuknya (perilaku) seseorang hamba tak terlepas dari pengaruh lingkungan tempatnya berada. Di lingkungan tentunya terdapat sejumlah orang dengan berbagai sifat, kelakuan, dan minatnya. Sebahagian dari sifat, kelakukan, dan minat itu bersifat merusak. Islam pun tak luput dalam memberikan perhatian tentang bagaimana lingkungan memberi pengaruh terhadap seseorang dan bagaimana mengendalikannya.
Sebagaimana disebutkan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, perumpamaan teman duduk yang baik dan teman duduk yang jelek adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Duduk dengan penjual minyak wangi berkemungkinan ia memberikan minyak wanginya, bisa jadi kita tergugah untuk membeli darinya dan bisa jadi akan memperoleh aroma yang wangi. Sementara duduk dengan pandai besi, bisa jadi ia akan menyebabkan pakaian kita terbakar dan bisa jadi mencium bau yang tak sedap darinya (HR. Bukhari & Muslim).
Menyadari hal ini, setiap insan sepatutnya bahu-membahu memberikan perhatian yang memadai terhadap lingkungan, meskipun diri dan keluarganya dirasakan sudah termasuk orang-orang yang baik. Lingkungan akan terus memberi pengaruh besar terhadap orang-orang yang hidup dari masa ke masa. Lingkungan tempat generasi penerus tumbuh dan tempat kita menghabiskan hari tua. Dan lazimnya, dari lingkungan yang baik akan lahir generasi penerus yang baik, yang kelak akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa yang baik. Paling kurang, terdapat calon pemimpin yang baik di antara yang kurang baik. Sehingga tidak terpaksa memilih yang buruk di antara yang buruk, yang selanjutnya akan menghancurkan negeri dan umat.
0 komentar :
Terimakasih sudah mau berkunjung ke mari...dan jangan lupa bisa juga anda mengunjungi website dibawah ini !!!
http://syifa.vv.si/
http://sman1seulimeum.grn.cc
http://masyittah.0zed.com/
http://www.sman1seulimeum.fii.me/
http://syifa.0zed.com/
http://masyittah.bugs3.com/
http://masyittah.p.ht/
http://masyittah.3owl.com/
http://labuhanhaji.yzi.me/
http://sman1seulimeum.0fees.net/
http://sigli.3owl.com/
http://kpbaru.3owl.com/
http://lembahbaru.3owl.com/
http://www.downloadgamegratis.vv.si/
http://samratulasysyifa.blogspot.com/
http://arphanet.wordpress.com/
http://sman1seulimeumblog.wordpress.com/
http://www.syifa.asli.ws/
Terimakasih