“Telah dekat kepada manusia hari
menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian
lagi berpaling (daripadanya)” (QS. Al-Anbiya: 1).
Dengan sebuatan “lalai”, kita manusia digugah untuk bersegera bangkit. Yaitu, bangkit mempersiapkan bekal menuju kehidupan abadi di akhirat. Diingini atau tidak, diimani atau tidak, ke sanalah setiap insan sedang menuju. Apalagi kematian yang dialami manusia terjadi setiap saat, merupakan bukti nyata sebagai gerbang menuju akhirat. Namun, banyak di antara kita, yang karena alasan kesibukan, tak memberi kesempatan sedikitpun untuk melepaskan diri dari kelalaian.
Padahal lalai bukan hanya terjadi ketika waktu terbuang percuma tak melakukan apa-apa. Juga ketika umur digunakan untuk berbagai kesibukan siang dan malam, namun tidak memberi kontribusi apa-apa bagi kehidupan yang baik di akhirat kelak. Dengan kata lain, tidak bernilai ibadah. Termasuk di antaranya, menghabiskan usia untuk menuntut ilmu yang kurang penting, dengan mengabaikan ilmu-ilmu yang penting dan wajib dalam rangka beramal menuju tempat di mana seseorang tidak berdaya memberikan pertolongan sedikitpun kepada orang lain.
Lebih parah lagi tingkat kelalaian yang dialami manusia bila waktu diisi dengan berbagai kejahatan untuk mengejar harta berlimpah. Padahal hari yang dituju itu samasekali tidak berguna lagi harta. Yang halal tidak lagi berguna, apalagi harta yang haram yang lelah diperjuangkan bahkan dengan mengorbankan marwah sewaktu di dunia.
Karena itu, bermanfaat bagi setiap insan merasa diri sedang lalai, sehingga timbul niat untuk segera berbenah diri. Daripada merasa diri sudah sempurna, sehingga gampang menunjuk orang lain sedang lalai.
Dengan sebuatan “lalai”, kita manusia digugah untuk bersegera bangkit. Yaitu, bangkit mempersiapkan bekal menuju kehidupan abadi di akhirat. Diingini atau tidak, diimani atau tidak, ke sanalah setiap insan sedang menuju. Apalagi kematian yang dialami manusia terjadi setiap saat, merupakan bukti nyata sebagai gerbang menuju akhirat. Namun, banyak di antara kita, yang karena alasan kesibukan, tak memberi kesempatan sedikitpun untuk melepaskan diri dari kelalaian.
Padahal lalai bukan hanya terjadi ketika waktu terbuang percuma tak melakukan apa-apa. Juga ketika umur digunakan untuk berbagai kesibukan siang dan malam, namun tidak memberi kontribusi apa-apa bagi kehidupan yang baik di akhirat kelak. Dengan kata lain, tidak bernilai ibadah. Termasuk di antaranya, menghabiskan usia untuk menuntut ilmu yang kurang penting, dengan mengabaikan ilmu-ilmu yang penting dan wajib dalam rangka beramal menuju tempat di mana seseorang tidak berdaya memberikan pertolongan sedikitpun kepada orang lain.
Lebih parah lagi tingkat kelalaian yang dialami manusia bila waktu diisi dengan berbagai kejahatan untuk mengejar harta berlimpah. Padahal hari yang dituju itu samasekali tidak berguna lagi harta. Yang halal tidak lagi berguna, apalagi harta yang haram yang lelah diperjuangkan bahkan dengan mengorbankan marwah sewaktu di dunia.
Karena itu, bermanfaat bagi setiap insan merasa diri sedang lalai, sehingga timbul niat untuk segera berbenah diri. Daripada merasa diri sudah sempurna, sehingga gampang menunjuk orang lain sedang lalai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mau berkunjung ke mari...dan jangan lupa bisa juga anda mengunjungi website dibawah ini !!!
http://syifa.vv.si/
http://sman1seulimeum.grn.cc
http://masyittah.0zed.com/
http://www.sman1seulimeum.fii.me/
http://syifa.0zed.com/
http://masyittah.bugs3.com/
http://masyittah.p.ht/
http://masyittah.3owl.com/
http://labuhanhaji.yzi.me/
http://sman1seulimeum.0fees.net/
http://sigli.3owl.com/
http://kpbaru.3owl.com/
http://lembahbaru.3owl.com/
http://www.downloadgamegratis.vv.si/
http://samratulasysyifa.blogspot.com/
http://arphanet.wordpress.com/
http://sman1seulimeumblog.wordpress.com/
http://www.syifa.asli.ws/
Terimakasih