“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga
yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang
yang bertakwa” (QS. Ali Imran: 133).
Untuk menyampaikan sesuatu yang abstrak dan sulit dimengerti, Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan pelanjut-pelanjutnya kadangkala menggunakan perumpamaan. Termasuk di antaranya perumpamaan tentang (orang ber-) taqwa, sebagai harapan yang ingin dicaih setelah melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Di antaranya adalah perumpamaan yang dibuat oleh sahabat Nabi yang terkenal giat menulis dan menghafal wahyu Allah, yaitu Ubay bin Ka’ab r.a. Ia menjawab pertanyaan Sayyidina Umar r.a. tentang taqwa bahwa orang-orang bertaqwa umpama orang-orang yang berjalan di kawasan yang banyak onak dan duri tajam. Tidak ada pilihan lain agar selamat dalam melewatinya, kecuali berjalan dengan sangat sabar dan hati-hati agar tidak menginjak dan jatuh ke dalamnya hingga mencelakakan diri.
Perumpamaan yang dibuat ribuan tahun yang lalu itu masih sangat relevan di masa sekarang. Pasalnya, hidup sebagai apapun di masa sekarang selalu ada “duri-duri” yang kadangkala susah dihindari. Menjadi pejabat negara di lembaga Islam sekalipun, seringkali berhadapan dengan saat-saat yang sangat menggiurkan untuk melakukan penyelewengan dan korupsi. Bahkan, korupsi berani dilakukan di bulan suci Ramadhan. Dengan kata lain, banyak orang tidak sabar dan hati-hati menyikapi godaan-godaan tersebut. Akibatnya terjatuh ke sana, celaka dan mencelakakan.
Untuk menyampaikan sesuatu yang abstrak dan sulit dimengerti, Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan pelanjut-pelanjutnya kadangkala menggunakan perumpamaan. Termasuk di antaranya perumpamaan tentang (orang ber-) taqwa, sebagai harapan yang ingin dicaih setelah melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Di antaranya adalah perumpamaan yang dibuat oleh sahabat Nabi yang terkenal giat menulis dan menghafal wahyu Allah, yaitu Ubay bin Ka’ab r.a. Ia menjawab pertanyaan Sayyidina Umar r.a. tentang taqwa bahwa orang-orang bertaqwa umpama orang-orang yang berjalan di kawasan yang banyak onak dan duri tajam. Tidak ada pilihan lain agar selamat dalam melewatinya, kecuali berjalan dengan sangat sabar dan hati-hati agar tidak menginjak dan jatuh ke dalamnya hingga mencelakakan diri.
Perumpamaan yang dibuat ribuan tahun yang lalu itu masih sangat relevan di masa sekarang. Pasalnya, hidup sebagai apapun di masa sekarang selalu ada “duri-duri” yang kadangkala susah dihindari. Menjadi pejabat negara di lembaga Islam sekalipun, seringkali berhadapan dengan saat-saat yang sangat menggiurkan untuk melakukan penyelewengan dan korupsi. Bahkan, korupsi berani dilakukan di bulan suci Ramadhan. Dengan kata lain, banyak orang tidak sabar dan hati-hati menyikapi godaan-godaan tersebut. Akibatnya terjatuh ke sana, celaka dan mencelakakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mau berkunjung ke mari...dan jangan lupa bisa juga anda mengunjungi website dibawah ini !!!
http://syifa.vv.si/
http://sman1seulimeum.grn.cc
http://masyittah.0zed.com/
http://www.sman1seulimeum.fii.me/
http://syifa.0zed.com/
http://masyittah.bugs3.com/
http://masyittah.p.ht/
http://masyittah.3owl.com/
http://labuhanhaji.yzi.me/
http://sman1seulimeum.0fees.net/
http://sigli.3owl.com/
http://kpbaru.3owl.com/
http://lembahbaru.3owl.com/
http://www.downloadgamegratis.vv.si/
http://samratulasysyifa.blogspot.com/
http://arphanet.wordpress.com/
http://sman1seulimeumblog.wordpress.com/
http://www.syifa.asli.ws/
Terimakasih