BERKEBUN dan bertani tidak jauh beda jika dilihat dari sisi tanah
sebagai media atau sarana mengerjakan dua kegiatan itu. Keduanya
sama-sama menghasilkan komoditi yang kita tanam di atas lahan dimaksud,
yakni tanah.
Tetapi, ketika Kita melihatnya dari sisi kegiatan berbisnis, maka cara-cara berkebun dan bertani diperlukan perlakuan yang berbeda sehingga memulai dan memetiknya hasilnya pun berbeda pula. Jika bertani bisa di lahan seadanya, misal di pekarangan rumah dengan tanaman sayur dalam skala produksi terbatas, maka berkebun tidaklah demikian.
Kegiatan berkebun lebih produktif dalam skala lahan yang luas tetapi juga terukur sehingga produksinya pun terukur pula. Berkebun sawit misalnya, tidak bisa hanya dengan tanah di pekarangan rumah. Berkebun sawit tentunya memerlukan perawatan yang intensif dalam jangka waktu yang cukup panjang tetapi ia juga dapat diproduksi dalam kurun waktu yang panjang juga.
Berkebun itu artinya komoditi dari kebun itu biasanya dipanen musiman. Misalnya, berkebun durian atau berkebun cokelat, kopi, dan rambutan. Ada masa-masa panen yang musimnya sudah terpola sesuai siklus alam yang selama ini berlangsung. Berkebun memerlukan modal cukup besar, sehingga pilihan bisnis pada sektor perkebunan disarankan bagi para pengusaha dengan stok modal yang banyak.
Dengan demikian, jika Kita baru sanggup pada sektor bertani yang bisa dikerjakan tanpa modal besar bahkan bermodal tenaga saja, maka lakukanlah sektor bisnis pertanian yang sederhana itu dan pastikan jaringan pasar dari komoditi yang kita tanam juga bisa terkuasai dan dipahami sistem kerja pemasarannya.
Kegiatan berkebun juga memiliki kelebihan yang tidak dimiliki sektor pertanian. Saat Kita memutuskan untuk berkebun sawit misalnya. Maka pada saat bersamaan Kita juga bisa bertani sampingan di lahan perkebunan sawit tersebut, tentu untuk skala pertanian kecil dan menengah. Tetapi, sudah dipastikan orang yang tertani tidak bisa menyambi dengan berkebun di lahan pertanian itu. Sulit kita benarkan orang berkebun sawit di lahan tani padi, kangkung, wortel, dan kentang, misalnya.
Nah, apa kaitannya berkebun dan bertani menjadi salah satu bagian dari tulisan-tulisan inspirasi bisnis kali ini? tentu ini dimaksudkan sebagai sebuah langkah memahami agenda-agenda bisnis masa depan yang bisa terus Kit kembangkan. Saat Kita memutuskan bertani, maka pahamilah bahwa kegiatan ini merupakan usaha menanam lalu memetik dan menanam kembali, demikian seterusnya. Contohnya, saat bertani cabai, maka kita menanam benih, tumbuh, lalu memanenya. Dan kembali menanam dari awal dengan benih yang baru.
Sementara berkebun hanya memiliki tahap menanam kemudian merawat lalu memanenya dengan terus-menerus memanen sesuai musim yang berlaku pada jenis tanaman perkebunan yang dimiliki, lebih lama ketimbang bertani. Saat Kita memutuskan berkebun, pastikan juga bahwa tanaman dimaksud diketahui masa produktifnya sehingga Kita bisa berhitung target-target yang akan dicapai dari perkebunan itu.
Lihatlah, mereka yang panen terus menerus sesuai siklus dari pohon sawit yang ditanamnya sejak 5 atau 10 tahun yang lalu. Atau mereka yang memiliki pohon pala yang ditanamnya puluhan tahun lalu. Mereka menikmati hasil terus-menerus Menggiurkan, bukan? Untuk itu, cermatlah memetakan jenis bisnis pada dua sektor ini; yakni berkebun dan bertani. Agar apa yang Kita usahakan menuai hasil maksimal.
Tetapi, ketika Kita melihatnya dari sisi kegiatan berbisnis, maka cara-cara berkebun dan bertani diperlukan perlakuan yang berbeda sehingga memulai dan memetiknya hasilnya pun berbeda pula. Jika bertani bisa di lahan seadanya, misal di pekarangan rumah dengan tanaman sayur dalam skala produksi terbatas, maka berkebun tidaklah demikian.
Kegiatan berkebun lebih produktif dalam skala lahan yang luas tetapi juga terukur sehingga produksinya pun terukur pula. Berkebun sawit misalnya, tidak bisa hanya dengan tanah di pekarangan rumah. Berkebun sawit tentunya memerlukan perawatan yang intensif dalam jangka waktu yang cukup panjang tetapi ia juga dapat diproduksi dalam kurun waktu yang panjang juga.
Berkebun itu artinya komoditi dari kebun itu biasanya dipanen musiman. Misalnya, berkebun durian atau berkebun cokelat, kopi, dan rambutan. Ada masa-masa panen yang musimnya sudah terpola sesuai siklus alam yang selama ini berlangsung. Berkebun memerlukan modal cukup besar, sehingga pilihan bisnis pada sektor perkebunan disarankan bagi para pengusaha dengan stok modal yang banyak.
Dengan demikian, jika Kita baru sanggup pada sektor bertani yang bisa dikerjakan tanpa modal besar bahkan bermodal tenaga saja, maka lakukanlah sektor bisnis pertanian yang sederhana itu dan pastikan jaringan pasar dari komoditi yang kita tanam juga bisa terkuasai dan dipahami sistem kerja pemasarannya.
Kegiatan berkebun juga memiliki kelebihan yang tidak dimiliki sektor pertanian. Saat Kita memutuskan untuk berkebun sawit misalnya. Maka pada saat bersamaan Kita juga bisa bertani sampingan di lahan perkebunan sawit tersebut, tentu untuk skala pertanian kecil dan menengah. Tetapi, sudah dipastikan orang yang tertani tidak bisa menyambi dengan berkebun di lahan pertanian itu. Sulit kita benarkan orang berkebun sawit di lahan tani padi, kangkung, wortel, dan kentang, misalnya.
Nah, apa kaitannya berkebun dan bertani menjadi salah satu bagian dari tulisan-tulisan inspirasi bisnis kali ini? tentu ini dimaksudkan sebagai sebuah langkah memahami agenda-agenda bisnis masa depan yang bisa terus Kit kembangkan. Saat Kita memutuskan bertani, maka pahamilah bahwa kegiatan ini merupakan usaha menanam lalu memetik dan menanam kembali, demikian seterusnya. Contohnya, saat bertani cabai, maka kita menanam benih, tumbuh, lalu memanenya. Dan kembali menanam dari awal dengan benih yang baru.
Sementara berkebun hanya memiliki tahap menanam kemudian merawat lalu memanenya dengan terus-menerus memanen sesuai musim yang berlaku pada jenis tanaman perkebunan yang dimiliki, lebih lama ketimbang bertani. Saat Kita memutuskan berkebun, pastikan juga bahwa tanaman dimaksud diketahui masa produktifnya sehingga Kita bisa berhitung target-target yang akan dicapai dari perkebunan itu.
Lihatlah, mereka yang panen terus menerus sesuai siklus dari pohon sawit yang ditanamnya sejak 5 atau 10 tahun yang lalu. Atau mereka yang memiliki pohon pala yang ditanamnya puluhan tahun lalu. Mereka menikmati hasil terus-menerus Menggiurkan, bukan? Untuk itu, cermatlah memetakan jenis bisnis pada dua sektor ini; yakni berkebun dan bertani. Agar apa yang Kita usahakan menuai hasil maksimal.
0 komentar :
Terimakasih sudah mau berkunjung ke mari...dan jangan lupa bisa juga anda mengunjungi website dibawah ini !!!
http://syifa.vv.si/
http://sman1seulimeum.grn.cc
http://masyittah.0zed.com/
http://www.sman1seulimeum.fii.me/
http://syifa.0zed.com/
http://masyittah.bugs3.com/
http://masyittah.p.ht/
http://masyittah.3owl.com/
http://labuhanhaji.yzi.me/
http://sman1seulimeum.0fees.net/
http://sigli.3owl.com/
http://kpbaru.3owl.com/
http://lembahbaru.3owl.com/
http://www.downloadgamegratis.vv.si/
http://samratulasysyifa.blogspot.com/
http://arphanet.wordpress.com/
http://sman1seulimeumblog.wordpress.com/
http://www.syifa.asli.ws/
Terimakasih