Berilmu

“Keutamaan seorang yang berilmu dibandingkan seorang ahli ibadah, bagaikan keistimewaan bulan di hadapan bintang-bintang” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, & Ibnu Majah).

Dilihat dari bumi, sinar bulan pada waktu malam hari jauh lebih terang dibandingkan sinar bintang-bintang. Bulan mampu menerangi bumi di malam hari. Sedangkan bintang-bintang, meskipun banyak jumlahnya, hanya mampu menyinari dirinya. Demikian juga dengan orang berilmu, yang diumpamakan dengan bulan di malam hari.

Sebagaimana lazimnya, orang berilmu atau ulama bukan hanya mencerahkan dirinya, tetapi juga bisa memberi pencerahan kepada orang banyak. Makanya, ketika meninggalnya ulama, disadari atau tidak, akan terjadi peredupan keadaan umat manusia. Sehingga wajar ditangisi kepergiannya, meskipun yang berilmu merasa gembira dan puas, karena telah mengabdikan hidupnya untuk mencerahkan umat.

Karena itu, di saat orang-orang berilmu masih hidup, sangat dianjurkan untuk sering-sering duduk bersama mereka. Duduk bersama mereka akan mendapat ilmu sekaligus pahala, karena biasanya apa yang dibicarakan dan bagaimana berbicara atau membicarakannya, akan mengalir sebagai ilmu. Apalagi duduk bersama ulama, termasuk salah satu cara belajar, meskipun dalam acara-acara yang tidak formal. Dan belajar adalah kewajiban setiap orang, sehingga tak seorang pun boleh mengelak darinya. Sebagaimana sabda Nabi SAW bahwa menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslimin dan muslimat.